Pesan dari Kemenristek adalah penelitian yang bagus adalah penelitian yang bisa diterapkan atau diaplikasikan. Fakultas Kedokteran (FK) dengan roadmap penelitian agromedis-nya akan semakin complete apabila berkolaborasi dengan fakultas-fakultas terkait pertanian. Seperti pada hari ini, Selasa (10/3), Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknologi pertanian (FTP) berdiskusi untuk merencanakan suatu Collaborative Research. Seperti yang kita tahu, Universitas Jember unggul dalam bidang pertanian. Begitu juga Fakultas Kedokteran yang juga masih menjadi fakultas favorit para calon mahasiswa. Sehingga diharapkan kerjasama yang dilakukan dua Fakultas andalan Universitas Jember ini dapat menghasilkan riset-riset unggulan yang dapat langsung diaplikasikan kepada warga Jember terutama didaerah agroindustri, dan juga membanggakan Universitas Jember.

Diawali dengan pemaparan roadmap penelitian Agromedis dari fakultas kedokteran yang dipaparkan oleh dr.Cicih Sp.M, yang kemudian pemaparan dari perwakilan dari FTP. Belum selesai perwakilan dari FTP memaparkan penelitian/program-program unggulan-nya, para peserta diskusi sudah ada yang mengajukan pertanyaan ataupun sharing pengalaman mereka. Hal ini menunjukkan bahwa antusias para peneliti FK dalam topik collaborative research yang akan dilakukan ini. Ibarat puzzle, FK dan FTP sangat klop. Misalnya saat peneliti FTP dikatakan berhasil dalam penelitiannya saat dapat menambah manfaat dari suatu bahan dasar (contoh: bawang putih biasanya manfaatnya terbatas sebagai bumbu dapur dicoba menjadi suplemen makanan penjaga daya tahan tubuh), dengan kolaborasi dengan FK, maka makanan itu juga diuji apakah makanan itu juga aman dan sehat.

Begitu juga sharing pengalaman dari dr. Cholis, M.Kes., M.Pd.Ked yang pernah melakukan riset kolaborasi dengan Prof Teja dalam pembuatan kopi decaffein (kopi tapi tidak mengandung kafein), dan juga sharing pengalaman dari Dr. dr. Aris Prasetyo, M.Kes. yang menyatakan keris penelitiannya klop sekali dengan penelitian-peneltian yang dilakukan dosen FTP. Beliau bercerita bahwa bahan yang beliau teliti dan kembangkan yaitu air kelapa juga diteliti oleh dosen FTP untuk menjadi produk pangan yang memiliki manfaat lebih banyak lagi. Sehingga apabila dikolaborasikan akan menjadi penelitian yang lebih banyak manfaatnya.

Dari FTP disampaikan oleh Dr. Ir. Jayus dan Bayu S.TP., M.Eng., PhD, beliau-beliau ini memaparkan bahwa fokus penelitian FTP selama ini mayoritas pada produk makanan dan snack, yakni eksplorasi bahan-bahan di sekitar kita untuk menjadi produk baru seperti bahan-bahan probiotik, bahan pangan yang antioksidan, bahan-bahan berbahan dasar tembakau dicoba sebagai anti bakteri. Semua diusahan untuk meningkatkan fungsional dari bahan dasar itu sendiri.
Dr. Supangat, M.Kes., PhD mengingatkan kembali pesan Dirjen di kemenristek bahwa dokter harus aktif research sebagai pengejawantahan dari evidence based medicine. Selain dari produk makanan, FTP juga banyak meneliti pemakaian pestisida yang tidak melebihi ambang batas, jika hamanya sekian berapa pestisida yang harus diberikan. Diskusi semakin hangat saat dr. Supangat memaparkan berdasarkan pengalamannya bahwa ada bayi yang lahir cacat, diduga ortunya adalah pengguna pestisida dengan frekuensi tinggi, sehingga perlu dilakukan riset lebih lanjut dan mendalam. Diskusi semakin hidup dengan berbagai pertanyaan dari peserta-peserta lain. Hal ini erat kaitannya dengan mimpi FK yaitu setiap sawah ada alarm pestisida-nya, jadi ketika alarm berbunyi maka pemakaian pestisida telah melebihi ambang batas. FTP menanggapi bahwa mimpi tersebut mungkin untuk dilakukan dengan berkolaborasi.

Oleh: Adistha EN

Share This