Memasuki bulan politik Indonesia, komisi pemilihan umum mengadakan lomba debat kewarganegaraan tingkat nasional, kegiatan ini dilaksanakan di Universitas Negeri Surabaya pada sabtu 24 November. Ada hal yang menarik pada lomba debat kali ini yaitu keikutsertaan tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang terdiri dari almas, fatimatuzzahra dan deuxy serta lawan debat yang dihadapi adalah sebagian besar mahasiswa hukum yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia.
Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan esai tentang optimalisasi peran mahasiswa dalam merangkai kebhinekaan, dan dipilih 16 tim yang akan lolos untuk bertanding 1 minggu setelahnya. Setelah melewati proses yang panjang Tim FK UNEJ dinyatakan lolos, pada babak 16 besar mahasiswa FK UNEJ menghadapi tim dari UNY dan dinyatakan menang, kemudian masuk 8 besar dan tim yang dihadapi kali ini adalah tim dari UGM dan lagi-lagi menang dan dilanjutkan ke babak final.
Pada babak final tim FK UNEJ yang berisikan 3 orang harus melangkah hanya dengan 2 orang saja karena dari salah satu anggota tim ada harus pulang terlebih dahulu dikarenakan berduka. Pada babak final tidak tanggung-tanggung tim yg dihadapi berasal dari Mahasiswa Fak. Hukum UB.
Di final tema debatnya tentang Kuota untuk pemuda di kursi parlemen, menurut tim FK UNEJ “Betapa pemuda mempunyai semangat yang tinggi, kreativitas tinggi, jika dikaitkan dengan peran pemuda pada era reformasi yang bersemangat memerdekakan Indonesia, kalau pemuda pada era tersebut bisa, pemuda pada era sekarang juga pasti bisa.
Ditambahkan lagi “Sudut pandang masyarakat yg masih memandang pemuda belum mampu duduk di kursi pemerintahan harus diubah, dengan memberikan kuota pemuda sebanyak 30% dari yg semula awalnya 2.7% di parlemen, kami yakin Indonesia akan berkemang pesat dan jauh lebih baik” tutup tim FK UNEJ.
Dengan sudut pandang dan gagasan yang diberikan pada akhirnya juri memutuskan Tim FK UNEJ mendapatkan skor tertinggi dan berhak meraih juara 1 pada ajang debat kewarganegaraan. Selamat untuk FK UNEJ dan terpenting bukan dari mana pemuda itu berasal tapi bagaimana pemuda itu bermanfaat untuk Indonesia walaupun hanya dalam bentuk gagasan.