Penyelenggaraan ibadah haji 1440 H/ 2019 M mendapatkan banyak perbaikan sehingga jamaah haji Indonesia yang melaksanakan ibadah haji tahun ini memperoleh banyak kemudahan. Namun demikian antrian bertahun-tahun dalam melaksanakan ibadah haji menyisakan persoalan tersendiri dimana jama’ah haji indonesia sebagian besar adalah kaum manula yang memiliki risiko tinggi terserang penyakit. Begitu juga jama’ah haji dari kabupaten Jember, sebagian besar jamaah haji kabupaten jember adalah manula dan mempunyai profesi sebagai petani. Diantara para jama’ah tersebut sebagian besar adalah perokok aktif dan tidak sedikit pula yang menderita penyakit akibat rokok seperti penyakit paru obstruktif kronis, penyakit jantung koroner dan penyakit jantung lainnya.
Banyaknya jama’ah risiko tinggi dalam kloter merupakan tantangan tersendiri bagi para tenaga kesehatan haji baik yang mendampingi jama’ah di kloter maupun yang bertugas di rumah sakit haji indonesia. Para dokter alumni FK UNEJ juga turut serta dalam mengawal jama’ah haji indonesia yang tersebar di berbagai kabupatendi indonesia sebut saja dr. Jauhar firdaus alumni FK UNEJ angkatan tahun 2001 yang mendampingi jama’ah haji kloter Sub 46 dari kabupaten jember, dr. Trianang setiawan alumni tahun 2002 mendampingi kloter sub 29 kabupaten trenggalek, dr. Abdullah khamdi alumni 2003 mengawal jama’ah haji kloter sub 76 asal kabupaten tuban, dr. Siti Samiyah alumni 2004 mengawal jama’ah haji kloter sub 08 kabupaten bangkalan dan dr. Endah Sri Ismayawati alumni 2005 mendampingi kloter BPN 04 yang merupakan campuran dari berbagai kabupaten mulai dari bontang, kutai, samarinda hingga balikpapan. Berbagai upaya seperti pembuatan posko kesehatan kloter, visitasi dari kamar ke kamar dan penyelenggaraan posbindu (pos pembinaan terpadu) telah dilaksanakanan namun demikian tetap saja dijumpai permasalahan kesehatan dari yang ringan hingga berat sehingga harus mendapatkan perawatan lanjutan di Rumah Sakit Arab Saudi.
Sebagian besar kasus ringan adalah infeksi saluran napas atas (ISNAB) akibat kondisi cuaca kota makkah dan madinah yang panas hingga 45 derajat serta kondisi udara yang berdebu. Sebagian besar kasus berat terjadi akibat penyakit yang sebelumnya pernah diderita jamaah haji sejak di tanah air mengalami kekambuhan. Tindakan pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan bagi para petani yang merupakan sebagian besar jama’ah haji di indonesia jauh sebelum mereka berangkat memegang peranan yang sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian dalam pelaksanaan ibadah haji di tahun-tahun berikutnya hal ini sejalan dengan visi dan misi FK UNEJ dalam pengembangan kedokteran agromedis.
Semoga kedepan seiring dengan cita-cita untuk mejadikan FK UNEJ sebagai center agromedicine di Asia tenggara mampu memberikan konstribusi positif dalam meningkatkan derajat kesehatan para petani serta menghasilkan lulusan-lulusan yang berkompeten dalam pencegahan dan penatalaksanaan penyakit-penyakit dalam lingkup agromedis sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia termasuk melancarkan pelaksanaan ibadah haji pada tahun-tahun berikutnya.