Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Natasya Febrilia Yulianti (2018) berhasil meraih juara 1 cabang Scientific Essay kompetisi ilmiah “International Medical Fiesta 2020” yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Karya ilmiah yang diajukan mengangkat topik Neglected Tropical Infectious Disease dengan judul karya “The Potency Of T3SS-3 ATPase BsaS Knock-Down by CRISPR/CAS9 as an Advance Novel Therapy in Eradicating Melioidosis: Urgent Need to Secure Human Existence Against the Threat of Bioterrorism”.

Medical Fiesta 2020 merupakan rangkaian seminar, workshop dan kompetisi Internasional yang menghadirkan pembicara dan peserta dari dalam maupun luar negeri. Kompetisi yang diadakan terdiri dari 5 cabang lomba. Tiga diantaranya, yaitu Scientific Essay, Research Paper, dan Literature Review bersifat Full-English dan berskala internasional. Tahap pengumpulan karya dilaksanakan 25 Mei hingga 30 Juni 2020, dilanjutkan pengumuman finalis tanggal 15 September 2020, diakhiri tahap presentasi, tanya jawab, seminar, dan pengumuman lomba pada 22 s.d. 24 Oktober 2020. Finalis yang berhasil masuk berasal dari beberapa Fakultas Kedokteran di Indonesia seperti UI, Unair, UGM, UB, UNUD, Unsri, UAJ, UPH, USU, UHT, Unhas, Unsri dll, serta Fakultas Kedokteran di Filipina dan Thailand.

Kepada Humas FK Unej, Natasya mengungkapkan bahwa karya ilmiah yang disusunnya terinspirasi dari keadaan pandemi Global COVID-19, dimana dunia menjadi sangat terdampak. Masyarakat tidak bisa keluar dengan bebas, perekonomian terpuruk, mahasiswa tidak bisa pergi ke laboratorium untuk praktikum secara langsung, bahkan jiwa-jiwa berharga harus berguguran. Penyakit yang diangkat dalam karya ilmiah ini adalah Melioidosis yang disebabkan bakteri Burkholderia pseudomallei. Penyakit ini banyak menginfeksi orang yang sering kontak dengan air dan tanah, misalnya di daerah pertanian, perkebunan dan peternakan.

“Melioidosis merupakan penyakit infeksi tropis yang terabaikan, bahkan tidak masuk dalam daftar Neglected Tropical Infectious Disease yang dibuat oleh WHO. Padahal agen ini ditetapkan oleh CDC sebagai Tier 1 Select agent, yang berpotensi sebagai agen bioterorisme. Saya tidak bisa membayangkan bila penyakit dengan angka mortalitas sekitar 50% ini suatu saat menjadi pandemi di dunia. Transmisinya bahkan tidak terbatas pada udara layaknya COVID-19, namun juga bisa melalui air, makanan, dan tanah. Angka mortalitasnya yang berkali-kali lipat dibanding COVID-19 yang bisa menyebabkan hilangnya populasi manusia dalam sekejap. Maka dari itu esai ilmiah yang dibimbing pembuatannya oleh dr.Ika Rahmawati Sutejo, M.Biotech ini merupakan antisipasi kreatif sekaligus kontribusi, menjadi bagian integral upaya pertahanan biologis dalam memastikan kesiapsiagaan darurat Internasional,” ujar Natasya.

Pandemi global yang mengharuskan semua aktivitas, termasuk pendidikan dan penelitian dilakukan secara daring tidaklah menjadi hambatan bagi mahasiswa untuk menorehkan prestasi dan mengharumkan nama almamater. Selamat atas prestasi yang diraih!