Gagal mengikuti program pertukaran pelajar sebanyak dua kali tidak membuat Valentinus Dave Sugiharto, yang akrab disapa Dave, menyerah. Mahasiswa Pendidikan Profesi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jember ini akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya melalui program pertukaran pelajar yang bergengsi, DAAD PACE-UP (PAN ASEAN Coalition for Epidemic and Outbreak Preparedness). Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa kedokteran untuk melakukan penelitian di luar negeri dan menjadi mahasiswa klinis di Afrika.
Dave merasa sangat bersyukur dapat mengikuti program ini, mengingat sebelumnya ia sempat terhalang oleh pandemi Covid-19 dalam upayanya mengikuti program exchange. Selama program ini, Dave dibimbing langsung oleh Prof. Dr. Thirumalaisamy P. Velavan, ketua proyek DAAD sekaligus guru besar di Institute of Tropenmedizin, University of Tübingen. Selama 4 bulan, Dave mendapatkan kesempatan untuk mendalami dunia penyakit dalam, khususnya kasus Hepatitis B di Indonesia. Penelitian yang dilakukan berfokus pada identifikasi Occult Hepatitis B (OBI) atau Hepatitis B Samar, yang sering kali diduga masih beredar di tempat penampungan darah. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi temuan baru dan terobosan dalam bidang Hepatitis B di Indonesia. Sebagai mahasiswa kedokteran, Dave juga mempelajari prosedur Nested PCR, ekstraksi DNA, dan teknik lainnya yang jarang dipelajari oleh mahasiswa kedokteran pada umumnya.
Satu hal yang tak terlupakan, ujar Dave, adalah kesempatan menjadi presenter dalam Journal Club Universitas. Dia mendapatkan apresiasi dari pembimbingnya atas perspektif yang dia bawa dalam mereview dan menjelaskan jurnal yang dipilih. Suasana belajar dan kerja di sana yang begitu profesional, terbuka, dan ilmiah sangat mendukung proses pelaksanaan program ini. “Ini adalah pengalaman sekali seumur hidup yang harus saya syukuri karena bekerja dengan orang-orang hebat di institut level dunia. Pengalaman ini membuat saya yakin akan menjadi dokter yang berbeda kelak dengan segala pengalaman yang saya dapatkan,” ungkap Dave.
Tak hanya berhenti di Jerman, Dave juga mengikuti program lanjutan selama 2 bulan di Zambia, Afrika. Dalam program ini, Dave mendapatkan kesempatan untuk menjadi dokter muda dan bertemu langsung dengan pasien dalam menangani kasus HIV/AIDS, TB, dan kasus-kasus lainnya yang jarang ditemui di Indonesia. Kedua program ini merupakan kelanjutan kerja sama antara Universitas Jember dengan University of Tübingen, Jerman, dan University of Teaching Hospital, Zambia. Program ini akan terus berlanjut dan mencetak mahasiswa unggulan serta penelitian berkelas internasional.
“Doa orang tua tercinta, dosen pembimbing, dukungan dari sahabat, dan Fakultas Kedokteran Universitas Jember sebagai institusi yang lengkaplah yang membuat saya mendapatkan kesempatan ini. Saya bersyukur, banyak belajar, dan tidak akan pernah berhenti untuk terus belajar dan berproses,” ujar Dave saat ditanya perasaannya di akhir program ini. Dia juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Fakultas Kedokteran Universitas Jember atas komitmennya dalam bekerja sama dan menyiapkan ruang berkembang bagi mahasiswanya. Program ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Universitas Jember dapat berpartisipasi aktif dalam program internasional. Semoga semakin banyak mahasiswa yang bisa terus berkembang melalui berbagai program dan peluang yang ada di Universitas Jember hingga bisa membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Penulis: SR