Kegiatan pembelajaran sebisa mungkin dilaksanakan secara menarik & tidak membosankan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan pembelajaran di luar kampus. Pada kesempatan ini, mahasiswa Fakultas Kedokteran semester 7 yang menempuh mata kuliah kedokteran olahraga melaksanakan kegiatan praktikum di fitness centre. Mahasiswa berkesempatan mengaplikasikan materi yang didapat selama perkuliahan secara langsung. Mahasiswa bertemu klien yang ingin berolahraga dengan tujuan tertentu. Pusat kebugaran yang terletak di jalan Kalimantan dekat kampus Unej ini terdiri dari 2 lantai, lantai bawah merupakan tempat latihan beban dan lantai ke-2 digunakan untuk senam, sehingga sebagian besar penggunanya adalah klien yang ingin membentuk otot dengan latihan beban atau menurunkan berat badan dengan mengikuti kelas zumba. Mahasiswa yang berperan sebagai dokter konsultan disimulasikan mendampingi klien yang memprogram olahraga, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan klien, mengukur BMI & melakukan tes kebugaran untuk menentukan jenis olahraga yang bisa dilakukan oleh klien, membuat program olahraga termasuk jenis latihan, frekuensi, intensitas, durasi, sampai dengan edukasi pola makan untuk menunjang tercapainya target klien.
Sesuai dengan teori yang telah dipelajari pada latihan beban, terdapat jenis latihan otot isolasi maupun compound. Mahasiswa dikenalkan pada alat-alat/mesin fitness, fungsi masing-masing alat, mana alat yang dapat digunakan untuk latihan otot compound atau isolasi, serta cara penggunaan alat tersebut dengan benar. Hal ini penting karena kesalahan cara penggunaan dapat menyebabkan cidera. Mahasiswa mengetahui suplemen apa saja yang banyak dikonsumsi klien, manfaat yang diinginkan dari suplemen tersebut, cara konsumsi, dan efek sampingnya. Tidak hanya suplemen, ternyata klien yang berolahraga juga terkadang menggunakan obat untuk meningkatkan performa olahraga, yang dikenal sebagai dopping. Tentu saja dopping ini dilarang karena menimbulkan ancaman kesehatan.
Mahasiswa sangat antusias mengikuti kegiatan yang dipandu oleh dosen dan instruktur fitness centre terlatih. Masing-masing mencoba menggunakan mesin fitness dengan gerakan seperti yang dicontohkan instruktur. Beberapa mahasiswa yang sebelumnya pernah latihan angkat beban menyadari gerakan yang mereka lakukan sebelumnya tidak tepat & berusaha memperbaikinya. Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu mendampingi klien sebagai konsultan olahraga maupun diet. “Semoga fakultas segera mempunyai pusat kebugaran sendiri dengan mesin fitness yang lengkap, sehingga kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan di dalam kampus. Mahasiswa juga dapat berlatih angkat beban rutin dengan fasilitas kampus tanpa ditarik biaya,” harap salah seorang mahasiswa.
Penulis : dr. Ika Rahmawati S., M.Biotech