FK UNEJ, dengan misi agromedisnya, semakin giat bermitra dengan berbagai pihak. Upaya menjalin kerjasama dengan prinsip saling menguntungkan ini dimaksudkan untuk memperluas kemanfaatan ilmu kedokteran maupun ilmu kesehatan bagi masyarakat Jember dan sekitarnya, termasuk warga wilayah Tapal Kuda. Seperti pagi ini (21/11/2019), FK UNEJ menjadi narasumber dalam mengkaji solusi dalam permasalahan pelayanan prima pada RSUD di Situbondo yang diprakarsai oleh Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Situbondo.
Situbondo nampaknya mulai terlepas dari predikat kawasan tertinggal. Pada Juli 2019, Situbondo berhasil meraih Innovation Government Awards sebagai juara 4 dalam tingkat nasional. Hal ini berdampak pada semakin banyaknya tamu dari berbagai daerah yang dating menilik Situbondo. Dilatarbelakangi hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo ingin memperbaiki fasilitas dan pelayanan publik termasuk juga pelayanan di rumah sakit. Begitu pentingnya pelayanan prima, karena beberapa kejadian pasien mencari rumah sakit yang lebih ramah ke pasien meskipun jauh. Masyarakat Besuki memilih untuk berobat ke Paiton atau Bondowoso daripada di Besuki. Survei menyatakan bahwa pasien yang puas akan pelayanan suatu rumah sakit akan bercerita pada 4-5 orang kerabat dan rekan saja, namun pasien yang tidak puas akan bercerita pada 8-10 orang. Oleh karena itu, penting sekali mengenali permasalahan dalam pelayanan kesehatan sehingga dapat mencapai pelayanan prima.
Dalam rangka menguatkan substansi rekomendasi Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Situbondo kepada Bupati Situbondo maka dilaksanakan Forum Group Discussion (FGD) yang diikuti tenaga kesehatan rumah sakit, tokoh masyarakat kecamatan dan desa di Situbondo yang difasilitasi oleh dosen-dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNEJ. Acara ini berlangsung tiga tahap, yakni tahap pertama (24 Oktober 2019) Fokus FGD terhadap permasalahan pelayanan prima di RSUD Asembagus, tahap kedua (31 Oktober 2019) fokus FGD terhadap permasalahan pelayanan prima di RSUD Besuki, dan yang terakhir tahap ketiga (21 November 2019) fokus FGD terhadap permasalahan pelayanan prima di RSUD dr. Abdoer Rahem. Pembagian pelaksanaan FGD tersebut dimaksudkan agar FGD dapat berjalan secara efektif karena masing-masing RSUD dapat memiliki permasalahan spesifik yang mungkin berbeda dengan rumah sakit lain terkait pelayanan prima. Harapannya, akan terjadi komunikasi yang hangat antara pihak rumah sakit, beberapa tokoh masyarakat, dan juga akademisi mengenai bagaimana mewujudkan suatu layanan kesehatan yang ideal khususnya di Rumah Sakit Daerah, di Situbondo.
Oleh: Adistha EN