Tak akan habis dicari dan akan hilang didulang….. itu mungkin ungkapan yang bisa menggambarkan tentang cerita dan cinta Habibie. Tokoh bangsa, Pahlawan demokrosi Ilmuwan sejati, pemikir dan pewaris generasi dan masih banyak lagi sebutan-sebutan yang disemat didalam nama besar beliau. Ibu-Ibu yang hamil dan melahirkan di tahun 80-an tentu banyak berdoa dan memotiasi anak-anak mereka, ayo nak belajar yang rajin agar pinter seperti Habibie, aya nak bekerja keras agar sukses seperti Habibie, ayo nak rajin puasa agar lancar seperti Habibie dan masih banyak lagi ungkapan masyarakat yang menggambarkan betapa takjub, kagum, hormat, takdzim dan berharap banyak dari sosok ini.
Bagi banyak orang yang mengeluti dunia penelitian dan scientist tentu sangat lekat dengah tokoh yang satu ini, usaha beliau mengirimkan para lulusan terbaik SMA ke perguruan tinggi ternama di banyak negara maju saat ini telah menghasilkan sangat banyak ilmuwan diaspora Indonesia dan menjadi Ilmuwan-ilmuwan besar Indonesia bahkan dunia, berbagai bidang di ilmu berkembang dan tumbuh dari para Ilmuwan yang merupakan produk biasiswa program Habibie ini.
Satu hal yang menarik adalah prinsip kerja dan penelitian yang digaungkan Habibie adalah “Memulai dari yang Akhir” kondisi reset Indonesia yang dalam posisi tertinggal tentu tidak mudah untuk mengejar kemajuan negara-negara maju, kalau kita hanya mengejar saja maka tentu akan selalu dibelakang sehingga apa yang perlu dilakukan adalah buka mengejar tapi dilakukan dengan mencegat. Kita memulai dari hal-hal akhir yang sudah dicapai oleh negara-negara lain, kalau kita fahami bahwa kemajuan adalah sebuah proses panjang, dan perbaikan adalah lama maka memulai dari proses terakhir yang sudah dijalani orang lain atau kelompok lain atau negara lain adalah menjadi strategi jitu mendahului, jadi mereka lari namun kita lebih cepat. Dengan prinsip alih teknologi dan tranfer Ilmu seperti itu, Habibie berhasil menghasilkan capaian-capaian yang tak saja diakui dunia namun menjadikan dunia terkaget-kaget dan heran.
Tokoh panutan dan dambaan bangsa Ini kini telah tiada namun kami yakini semangat dan dedikasinya terus akan tumbuh bersemi dan membesar, kalau ada pepatah; manusia itu bagaikan logam mulai ada yang kuat seperti besi ada yang lentur seperti seng ada yang terhormat seperti emas, maka Habihie laksana uraniun yang meledak semangat juangnya dan meledakkan logam-logam disekitarnya. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan menerima segala amalnya.