Saat ini, siapa yang tidak tahu COVID-19. Penyakit yang disebabkan oleh makhluk berukuran mikron ini mampu menggoncang dunia dengan kecepatan dan kemudahan penularannya. Disamping itu usaha untuk memutus rantai penularan juga tidak mudah, karena banyak yang terinfeksi virus ini namun tidak bergejala (asimptomatik) serta belum adanya kesadaran dari masyarakat tertentu akan pentingnya menerapkan protokol Kesehatan (3M).

Segala macam strategi pemerintah untuk menangani masalah ini sudah dilakukan mulai dari identifikasi kasus, isolasi dan karantina, pemeriksaan/pengujian (testing), perawatan (care/treatment), dan pelacakan kontak (contact tracing), namun masih saja angka-angka pada kasus baru dan bahkan kematian terus bergulir naik seakan-akan tidak pernah mencapai puncaknya. So how…?

    Infographics WHO COVID-19: contact tracing                              Contact tracing helps us all!

ya…tracing, suatu proses pelacakan yang terdiri dari identifikasi, penilaian dan pengelolaan terhadap seorang yang telah terpapar penyakit dengan tujuan untuk memutus rantai penularan. Putusnya rantai penularan akan dapat mengendalikan pandemi penyakit menular, termasuk COVID-19. Ketika ada seseorang yang terinfeksi COVID-19, maka semua orang yang mungkin kontak, akan diidentifikasi dan diberi informasi. Proses ini sangat bergantung pada kejujuran individu, karena informasi yang diberikan akan menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya terkait testing, treatment, dan karantina. Lalu siapa sajakah yang masuk dalam kriteria kontak? Kontak adalah siapapun yang mungkin berhubungan dengan orang yang terinfeksi COVID-19 dari 2 hari sebelum sampai 14 hari setelah kasus, dengan ketentuan sebagai berikut;

  • Berada dalam jarak 1meter dari kasus COVID-19 selama > 15 menit
  • Kontak fisik langsung dengan kasus COVID-19
  • Memberikan perawatan langsung bagi pasien dengan penyakit COVID-19 tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) yang tepat
  • Berdasarkan penilaian risiko local (klik disini)

Komponen penting dalam pelaksanaan tracing, agar sistematis dan berjalan efektif adalah masyarakat dan dukungan publik; perencanaan dan pertimbangan yang cermat terhadap konteks, komunitas, dan budaya lokal; tenaga kerja pelacak (tracer) dan pengawas kontak terlatih; dukungan logistik untuk menghubungi tim tracing; dan sistem untuk menyusun, mengkompilasi, dan menganalisis data secara real-time serta kapasitas yang memadai dari negara untuk pengujian kasus suspek (swab PCR).

Tracing dapat membantu menghentikan penyebaran virus. Tanpa upaya contact tracing, COVID-19 akan terus menyebar di masyarakat. Kita dapat saling melindungi dari COVID-19 dengan berpartisipasi dalam proses tracing. Kita semua lebih aman ketika COVID-19 dihentikan di jalurnya. Dengan bekerja sama, kita dapat menahan penyebaran virus dan menyelamatkan lebih banyak NYAWA.

Dan … dibagian mana KITA akan ambil peran? “The choice is yours

dNA