Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau PPOK bias menyerang siapa saja, terutama mereka yang kerap terpapar polusi udara, asap rokok, tidak terkecuali petani. Karenasifatnya yang cenderung lambat progresif, penyakit ini sebetulnya bisa di cegah dan di deteksi sejak dini.
Di inisiasi oleh mahasiswa DM FK UNEJ yang berada pada stase IKM di Puskesmas Jenggawah, karena semakin banyaknya pasien dengan PPOK dan terutama pneumonia, sehingga diadakan upgrading ilmu terkait tatalaksana Pneumonia dan PPOK oleh dr.Angga, Sp.P serta penguatan layanan kesehatan primer oleh dr. Rony, M.Kes kepada petugas kesehatan. Upgrading keilmuan tersebut gunameningkatkan kinerja dan kepercayaan diri petugas kesehatan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.dr. Angga MR, Sp.P mengatakan bahwa pasien perlu memeriksakan dirinya paling tidak di puskesmas, sebagai langkah awal pencegahan. Di sinilah perannya puskesmas sebagai ujung tombak upaya promosi, prevensi, kuratif, sertarehabilitasi.
Puskesmas tidak hanya berperan mengobati, tetapi fungsinya promosi. Mereka perlu mempromosikan penyebab PPOK. Fungsi preventif, meminta perokok untuk berhenti merokok, menggunakan alat pelindung diri (APD) saat menggunakan pestisida, dan ibu rumah tangga tidak lagi menggunakan tungku kayu bakar. Sementara itu, fungsi kuratif juga perlu dilakukan oleh puskesmas untuk bias bekerjasama dengan rumah sakit. Karena banyak pasien yang terdeteksinya pada stadium lanjut, sehingga peran rumah sakit juga dibutuhkan dalam pemberian terapi.
Sedangkan tingginya kasus pneumonia di puskesmas disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti factor lingkungan (debu, kondisi tempat kerja, dan hygiene petani) dan kesadaran masyarakat.”Tidak ada satu obat tapi bias mencegah segala macam penyakit seperti yang banyak beredar dalam iklan, untuk mencegahnya orang harus menjaga kesehatan fisik untuk melawan infeksi. Jadi hidup aktif dan sehat, makan dengan baik, konsumsi probiotik, semunya adalah langkah-langkah baik untuk menjaga tubuh dalam menghadapi infeksi misalnya Pneumonia” jelas dr. Angga Sp.P.
From: Adistha EN.