Angka kejadian resistensi antibiotik sudah mulai meninggi di Indonesia. Hal ini mengancam efektivitas dari tindakan preventif maupun pengobatan dari infeksi bakteri. Resistensi antiobiotik dapat terjadi apabila bakteri mengalami perubahan ketika mereka terekspos kepada obat-obat antibiotik. Sebagai hasilnya, obat-obat antibiotik tersebut menjadi tidak efektif dan infeksi akan tetap terus terjadi di dalam tubuh, juga dapat meningkatkan penularan resistensi kepada orang-orang di sekitar pasien yang mengalaminya. Permasalahan inilah yang menjadi dasar dari Mahasiswa Fakultas Kedokteran Univeritas Jember untuk menawarkan sebuah solusi dalam bentuk Literature Review yang dilombakan dalam acara Atma Cordis Ilmiah 2020 “Aesculapius” dengan tema Raising Awareness and Reducing the Incidence of Antimicrobial Resistance as a Global Health Burden. FK UNEJ mengirimkan 2 tim delegasi dari UKM SRCR untuk mengikuti lomba bertingkat nasional itu. Tim pertama terdiri dari Fadhlan Abdur Rahman, Muhammad Fahmi Naufal, dan Dwi Ayu Novinda Sari dari angkatan 2017 sedangkan tim kedua terdiri dari Adzkia Zahidah, Maureta Salsabila Dinamika, dan Yusi Windya Febriyanti dari angkatan 2018.

Persiapan karya dilakukan dengan membaca lebih dari 100 jurnal internasional yang diterbitkan dalam waktu 10 tahun ke belakang. Persiapan ini tentu sudah dilakukan selama berbulan-bulan. Tidak hanya membaca jurnal, kedua tim ini juga harus merangkum seluruh jurnal tersebut dalam sebuah karya Literature Review dengan menggunakan metode khusus. Babak pertama dari lomba adalah babak penyisihan yang dilanjutkan dengan babak final yang diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Nasional Atma Jaya Jakarta pada tanggal 11-14 Maret 2020. Babak final dilakukan dengan presentasi karya dalam bentuk formal namun masih menarik yang dilakukan didepan juri.

Kedatangan delegasi lomba FK UNEJ disambut oleh panitia dan dilanjutkan dengan technical meeting dan technical check. Sebelumnya, panitia memberikan sambutan meriah melalui opening ceremony. Hari selanjutnya barulah dilaksanakan final lomba. Tim yang diketuai Adzkia membawakan judul “Potensi CRISPR/Cas9-nanocomplex termodifikasi branched polyethylenemeimine (bPEI) spesifik gen MecA untuk genome editing sebagai modalitas terapi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus” dan kelompok yang diketuai oleh Fadhlan mengangkat judul “Potensi CRISPR/Cas9 sebagai Media Resensitization to Antibiotics from Resistance (ReSAFR) Extended Spectrum -lactamases (ESBLs) Producing Escherechia coli dengan Target Bla gene Tipe SHV dan TEM: Upaya Terkini Mengatasi Antimicrobial Resistance”. Presentasi kedua tim mendapatkan apresiasi dari juri. Tim pertama mendapatkan pujian karena berhasil menyajikan presentasi karya yang menarik dan informatif yang dikemas dalam bentuk yang berbeda dari tim-tim lainnya. Ide yang out of the box dan presentasi yang unik menjadi nilai plus untuk kelompok pertama.

Sebelum acara ditutup, panitia mengadakan city tour dengan tema mitiologi Yunani yang dilaksanakan di Museum BI Jakarta Kota dan Senayan City. Malamnya, peserta dan panitia menghadiri gala dinner dengan penampilan-penampilan menarik dari teman-teman panitia Atma Cordis 2020. Hari selanjutnya adalah hari penentuan juara. Namun, sebelum itu, panitia mengadakan seminar nasional yang bertema Antimicrobial Resistance: Understanding The Issue and Innovation yang diisi oleh Dr. dr. Wani Devita Gunarsi, Sp.MK (K); Dr. dr. Nanny Djaja, MS, Sp.GK; dan Pretty Falena Atmanda Kambira, M.Sc, Apt. Seminar nasional dikemas secara menarik dan sangat informatif dengan kesimpulan bahwa Indonesia harus bisa menetapkan regulasi pemakaian antibiotik, membiasakan diri mengonsumsi probiotic, dan juga bahwa tanaman herbal belum dapat menggantikan fungsi dari antibiotik hingga saat ini.

Pengumuman pemenang lomba pun tiba. Peserta mulai terlihat harap-harap cemas menanti nama mereka disebut sebagai juara dari lomba yang diikutinya. Kerja keras dan doa yang mengiringi kini berbuah hasil. Pada kesempatan ini, salah satu tim delegasi FK UNEJ berhasil menjadi juara 2 Literature Review, yaitu tim pertama (Fadhlan, Fahmi, dan Ayu). Menjadi kebanggan dan juga mendapat prestasi tentu menjadi tujuan dari seluruh peserta, akan tetapi hal tersebut harus diiringi dengan niat kuat dan usaha yang tak mengenal lelah. Namun, pengalaman yang sangat berharga, teman-teman baru dari beberapa universitas yang tersebar di Indonesia, serta ilmu baru tentu saja menjadi hal yang bisa didapat dari mengikuti kompetisi.

Selamat kepada Fadhlan, Fahmi, dan Ayu dan juga tetap semangat untuk Adzkia, Maureta, dan Yusi. Semoga dapat menjadi pacuan untuk terus berprestasi ke depannya.

Penulis: Maureta S. D.

Share This